SOAL UTANG WHOOSH PAKAI APBN, Presiden Jokowi Hanya Melempar Senyum di UGM

Presiden Ke-7 Indonesia, Joko Widodo ditemui seusai Rapat Senat Terbuka Fakultas Kehutanan UGM Meninggal pada Jumat (17/10/2025) di Auditorium Fakultas Kehutanan. - Harian Jogja // Catur Dwi Janati
Presiden Ke-7 Indonesia, Joko Widodo ditemui seusai Rapat Senat Terbuka Fakultas Kehutanan UGM Meninggal pada Jumat (17/10/2025) di Auditorium Fakultas Kehutanan. - Harian Jogja // Catur Dwi Janati

JURNALOKA.COM, YOGYAKARTA – Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), memilih bungkam total saat disinggung awak media terkait utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh), yang belakangan santer dikabarkan akan dibayar menggunakan APBN.

Momen menarik tersebut terjadi ketika Presiden Jokowi selesai menghadiri acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, pada Jumat (17/10/2025).

Jokowi Bungkam, Hanya Melempar Senyum

Saat berjalan meninggalkan lokasi acara, Presiden dicecar pertanyaan oleh para pewarta mengenai isu pembiayaan proyek strategis tersebut.

Baca Juga:  Kemenkeu Tolak Bebani APBN untuk Utang Kereta Cepat, Tegaskan Tanggung Jawab BPI Danantara

“Soal utang kereta cepat (bayar) pakai APBN gimana pak, Whoosh Whoosh, kereta cepat?” tanya awak media.

Alih-alih memberikan klarifikasi atau jawaban, Presiden Jokowi hanya merespons singkat dengan ekspresi datar namun melemparkan senyum sambil terus melangkah menjauhi kerumunan media. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menanggapi pertanyaan yang menyangkut keuangan negara tersebut.

Isu APBN dan Pembengkakan Biaya

Sikap bungkam Presiden ini muncul di tengah tingginya sorotan publik dan parlemen mengenai pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat.

Baca Juga:  Biaya Whoosh RI Tak Masuk Akal Dibanding Saudi

Proyek Whoosh awalnya dijanjikan tidak akan membebani APBN. Namun, seiring berjalannya waktu dan lonjakan biaya yang signifikan, pemerintah membuka opsi untuk menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutupi defisit utang, sebuah langkah yang memicu kritik karena dianggap melanggar komitmen awal.

Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada pernyataan resmi lebih lanjut dari Istana Negara terkait sikap atau kebijakan final pemerintah mengenai penggunaan APBN untuk menutup utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.[Jurn/POL]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *