Jakarta, Jurnaloka.com – Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapan singkat mengenai hasil survei Center of Economic and Law Studies (Celios) yang menempatkannya sebagai menteri dengan kinerja terburuk selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam survei tersebut, Bahlil memperoleh skor -151, menjadikannya menteri dengan penilaian negatif publik tertinggi.
Saat dimintai komentar oleh wartawan, Bahlil mengaku belum mengetahui secara pasti isi dari survei Celios. “Saya baca dulu ya, saya belum baca,” ujar Bahlil kepada awak media di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, pada Senin malam, 20 Oktober 2025.
Meskipun disorot dengan skor negatif yang signifikan dari Celios, Menteri ESDM ini menegaskan bahwa kinerjanya selama setahun di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo berjalan dengan baik.
“Semua baik, semuanya baik,” tandas Bahlil Lahadalia.
Sebelumnya diberitakan,
Center of Economic and Law Studies (Celios) menggelar survei untuk mengukur satu tahun kinerja para menteri kabinet di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Survei tersebut bertajuk ‘Rapor Kinerja 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka’ yang dirilis Minggu, (19/10/2025),
Menggunakan ahli dan masyarakat se-Indonesia sebagai responden, hasilnya sama dalam memberi skor terburuk.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dinilai menteri dengan kinerja terburuk dan harus di-reshuffle.
Bahlil mendapat skor -151 dari para ahli dan -1320 dari masyarakat umum.
“Baik penilaian para ahli maupun pandangan publik sama-sama menunjukkan kecenderungan yang serupa. Dalam penilaian publik, Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM) mendapat skor terendah –1320. Ini sejalan dengan kritik para ahli sebelumnya yang juga menempatkannya di posisi terbawah, menandakan bahwa sektor energi dinilai bermasalah, penuh konflik kepentingan, dan minim terobosan,” tertulis pada rilis Celios.
Metodologi survei tersebut dilakukan melalui dua kelompok pengumpulan data, yaitu survei berbasis expert judgment (panel), serta berbasis penilaian masyarakat umum.
Panel penilai terdiri dari jurnalis dari berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik, yang memiliki pemahaman mendalam mengenai kinerja pemerintahan.
Setiap panelis memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, dan keragaman latar belakang panelis memastikan keberagaman sudut pandang dalam proses penilaian.
Jurnalis dipilih karena dianggap memiliki akses informasi yang luas, kemampuan analisis kebijakan yang tajam, serta pengalaman dalam memantau kinerja pejabat publik.









Response (1)