JAKARTA, Jurnaloka.com – Pertemuan antara mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden RI Prabowo Subianto di kediaman Kertanegara pada Sabtu, 4 Oktober 2025, memicu spekulasi luas. Pertemuan tertutup yang dikonfirmasi oleh ajudan Jokowi, Syarif M. Fitriansyah, ini diyakini memiliki agenda yang lebih dalam dari sekadar silaturahmi biasa.
Meskipun Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut pertemuan dua jam tersebut sebagai ajang silaturahmi dan penyampaian masukan kebijakan dari Jokowi, pengamat melihat ada isu politik krusial yang dibahas.
Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, Jokowi diduga ingin memberikan penjelasan langsung kepada Presiden Prabowo perihal instruksinya kepada para relawan agar mendukung Prabowo-Gibran untuk dua periode.
“Setidaknya Jokowi tidak ingin permintaannya kepada relawan itu ditafsirkan oleh Prabowo sebagai bentuk tekanan dan paksaan,” ujar Jamiluddin kepada RMOL di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Jamiluddin menilai, Jokowi berharap isu dua periode Prabowo-Gibran ini tidak menjadi liar dan mengganggu hubungannya dengan Prabowo. Ia menduga, silaturahmi ke Prabowo hanyalah “pembuka” untuk topik yang lebih substantif.
Pastikan Gibran Setia dan Tak Maju Capres 2029
Di sisi lain, Jamiluddin juga menganalisis bahwa pertemuan tersebut digunakan Jokowi untuk menegaskan kembali dukungannya terhadap Prabowo-Gibran selama dua periode. Hal ini sekaligus menjadi upaya meyakinkan Prabowo bahwa Gibran Rakabuming Raka tetap setia sebagai Wakil Presiden mendampinginya.
“Dengan penjelasan langsung itu, Jokowi juga ingin memastikan ke Prabowo bahwa Gibran tidak akan maju menjadi capres pada 2029,” pungkasnya.
Intinya, menurut Jamiluddin, pertemuan Kertanegara tersebut lebih dari sekadar pemberian masukan kebijakan, melainkan upaya Jokowi mengamankan posisi dan memastikan stabilitas politik pasca-kepresidenannya, terutama terkait isu keberlanjutan Prabowo dan masa depan politik Gibran.